Saya bingung.. Kenapa Tuhan menciptakan uang?? Ah bukan.. Kenapa Tuhan menganugerahkan pemikiran tentang uang kedalam otak manusia?? Kenapa Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk pecinta uang?? Kenapa??
Namun satu hal yang paling membingungkan bagi saya.. Kenapa Tuhan mau menciptakan tikus?? Hewan menjijikkan yang selalu menggerogoti apapun yang ada di hadapannya.. Kenapa Tuhan menciptakan tikus? Hewan yang paling saya benci didunia ini? Kalau Tuhan mampu menciptakan uang yang dapat membahagiakan manusia, kenapa Tuhan juga menciptakan tikus-tikus yang sangat di benci manusia? Kenapa Tuhan menciptakan tikus? Kenapa? Dan kenapa saya membenci tikus?
***
Ciiit..Citt ciiiit ciiiiiiiiiiiit....
Lipstik merah menyala tampak menempel di bibir wanita berdaster yang tampak duduk disamping ayah. Ayah menatap dengan tatapan aneh pada tikus-tikus didalam sebuah kotak ajaib bercahaya yang terpampang dihadapan kami.
"Ayah.. Saya takut tikus.." Saya berkata perlahan. Amat perlahan.. Nyaris tak terdengar terkalahkan oleh nyaringnya suara tikus-tikus yang tampak terjepit dalam kotak ajaib bercahaya didepan kami.
Ayah menghela nafas berat. Saya melihat wanita berdaster bergincu merah menyala disampingnya yang juga tampak menatap dengan tatapan yang sama kearah tikus-tikus didalam kotak ajaib bercahaya itu. Aneh! Mereka sama sekali tidak terlihat jijik atau benci.. Mereka menatap tikus-tikus itu dengan tatapan yang sulit untuk saya terjemahkan!
" Ayah.. Saya benci tikus.. Sangat benci!!" Saya berujar dengan nada sedikit meninggi.
Tak ada yang peduli. Baik ayah maupun wanita berdaster disampingnya. Saya beringsut mendekati wanita berdaster yang tampak membenarkan lipstik yang melember di sudut bibirnya. Saya membaringkan kepala dipahanya. Ada selembar bulu tikus menempel didasternya. Jijik. Dengan enggan, saya tepis bulu itu. Wanita itu menjulurkan tangannya membelai rambut saya. Jijik.. Di sela-sela kuku jarinya terlihat bercak darah tikus!
" Kenapa?" Tanyanya perlahan.
" Saya jijik." Saya menjawab lirih.
" Jijik? Sama siapa?" Dia bertanya lagi seraya mengernyitkan keningnya.
Saya menghela nafas sejenak.
"Tikus.." Singkat.. Mendadak semuanya terasa gelap bagi saya. Mengantuk, sayapun tertidur.
***
Mimpi ini begitu indah.. Banyak bunga berwarna emas disana-sini. Indah sekali.. Bahkan boneka beruang pertama yang ayah belikan dulu juga terlihat dapat berbicara! Menyenangkan sekali.. Saya bisa berbincang-bincang dan bercanda bersama Mister Bear kesayangan saya.. Namin mendadak mimpi indah itu berakhir!!
Ciiit...Ciiit ciiit ciiit...
Suara tikus!!! Hancur!! Mendadak segalanya musnah.. Mimpi indahku hancur seketika!! Tikus itu menyeraang.. Ayaaah.. Saya ingin terbangun..
***
Prang!! Ciiit...Ciiiit...
Saya terperanjat. Bunyi guci kesayangan Ayah yang terjatuh pecah dilantai berhasil menyelamatkan saya dari terkaman tikus raksasa di alam mimpi saya. Apa yang terjadi? Saya segera beranjak dari tempat tidur dan berjalan perlahan menuju pintu kamar. Darah seekor tikus muncul dari balik serpihan pecahan guci kesayangan ayah tersebut. Aroma busuk seketika menyeruak. Aneh.. Padahal tikus itu baru saja mati. Belum lagi menjadi bangkai, namun aroma busuk sudah keluar dari jasadnya.
Ayah tampak berdiri menatap marah kearah tikus yang telah merusak guci kesayangannya. Mendadak Ayah tersadar bahwa saya telah terbangun dan berada dibalik punggungnya. Ayah terlihat terkejut.
" Kenapa kamu bangun?"
" Saya terkejut.. Ayah.. Saya membenci tikus.."
Ayah diam sejenak.. Tak lama kemudian senyum mengembang diwajahnya.
"Syukurlah.. Guci kesayangan ayah ini berhasil membunuh apa yang kau takuti anakku.."
Saya diam tak bersuara. Bahkan saat ayah dan wanita itu membuang bangkai tikus yang berbau busuk itu, saya tetap diam. Saya justru beranjak menjauh.. Karena saya terlanjur merasa jijik.. Bulu dan darah tikus mati itu mengering di salah satu sudut piyama yang ayah dan wanita itu gunakan. Kembali ngantuk menyapa..
***
Pagi menyapa. Sinar hangat mentari menyapa wajahku. Saya menguap. Beranjak dari tempat tidur dan berjalan gontai menuju ruang tengah dan terduduk disana. Sepi... Kemana perginya ayah dan wanita berdaster berlipstik tebal itu ya?
Brak!!!
Terdengar suara pintu rumah kami didobrak paksa. Saya terdiam seraya menatap beberapa manusia yang bergegas memasuki rumah kami. Dari pakaian yang mereka gunakan, saya langsung tau, mereka adalah sekelompok orang yang bekerja untuk membasmi tikus. Tikus??? Apa dirumah saya banyak tikusnya?? Dari mana mereka tau, kalau dirumah saya ada tikusnya??
Mendadak suasana sepi di rumahku berubah menjadi gaduh. Ayah berlari kesana-kemari. Entah karena merasa jijik melihat tikus-tikus yang berhamburan di seluruh penjuru rumah kami atau karena apa saya juga tidak mengerti. Saya hanya terdiam. Bahkan ketika para pemberantas tikus itu berlalu bersama ayah dan wanita berdaster itu, saya tetap terdiam. Saya hanya sedikit menggeser posisi duduk saya saat mendadak saya melihat wajah ayah saya terpampang didalam kotak ajaib bercahaya dihadapan saya.
Ayah? Iya.. Ayah.. Ayah saya kini berada disana.. Berhimpitan bersama tikus-tikus lain yang tampak saling berdempetan dan menjepit antara satu dengan yang lainnya. Kenapa ayah bisa berada didalam sana? Ayah tampak menjerit.. Begitu pula halnya dengan wanita berdaster berlipstik tebal yang biasa terlihat disamping ayah. Keduanya sama-sama berada didalam kotak ajaib bercahaya dihadapanku. Mereka berdua tampak menderita. Saya tersenyum puas.
Kotak ajaib bercahaya itu mengeluarkan suara. Suaranya berubah-ubah. Kadang suara para tikus yang terhimpit yang selalu mampu membuat saya mual hendak muntah, namun terkadang justru suara indah beberapa sosok manusia pemberantas hama bernama tikus itu yang terdengar. Terdengar merdu sekali di kuping saya. Serasa mendengarkan alunan indah yang dulu selalu keluar dari bibir berlipstik wanita berdaster yang dulunya saya panggil dengan sebutan ibu. Wanita yang kini berdiri berhimpitan bersama ayah saya yang ternyata juga merupakan tikus yang saya benci.
Keduanya kini berada didalam kotak ajaib bercahaya dihadapan saya. Tampak beberapa batang jeruji besi membatasi ruang gerak mereka. Yaah.. Saya sangat membenci tikus! Tapi ternyata tanpa saya sadari, saya terlahir dari tikus, hidup, tumbuh dan berkembang disarang tikus.. Apakah saya juga merupakan tikus??? Ah biarkan manusia lain yang menilainya..
***
Ayaah.. Maafkan saya.. Malam itu,saat dimana ayah menghabisi nyawa rekan ayah sesama pelaku korupsi, saya benar-benar sudah tidak tahan lagi.. Maaf karena telpon genggam saya yang telah ayah sembunyikan terpaksa saya ambil dan gunakan untuk menelpon pihak berwajib. Sampaikan salam saya kepada wanita tamak yang telah membuat ayah seperti ini.. Wanita tamak yang sempat saya panggil dengan sapaan ibu di sepanjang 20 tahun perjalanan kehidupan saya.. Maaf ayah..
Ayah tau.. Saya sangat membenci tikus.. Tapi kenapa ayah justru menjelma menjadi tikus?? Ayah... Apakah saya memakan makanan tikusmu selama ini? Ayah.. Kenapa ayah tega menjadikan rumah penuh kasih sayang ini menjadi rumah tikus? Kenapa ayah??
Saya.. Manusia yang menentangkeberadaan tikus, membenci para tikus, namun ternyata hidup disebuah rumah yang saya sebut sebagai.. RUMAH TIKUS!!! Sarangnya para tikus!! Alangkah munafiknya dunia ini!!!!
Sumber Gambar |
*Terkadang seseorang melakukan kejahatan justru karena ia memiliki perasaan sayang dan cinta yang teramat mendalam terhadap sosok-sosok yang amat dikasihinya..
analogi yang bagus......
BalasHapusMakasih Om... Mohon kritik dan sarannya duunk untuk perbaikan.. Heheee...^_^
Hapuskalau mau jadi penulis, sukalah membaca.... :)
HapusIya Om.. Ini juga sedang membangkitkan minat membaca.. Ada tips jitunya om??:D
Hapusbacalah apa yang kamu suka, maka rasa suka itu akan membimbing kita untuk betah terus membaca. lama lama ketagihan.....
HapusOke Om... Saya laksanakan tipsnya.. makasih yaaa Om...^-^
Hapussaya heran,,kenapa harus tikus,,kenapa pencuri di ibaratkan tikus??? padahal si tikus gak tau apa2...mgkin ini karena sifat jelek tikus,,,yang suka nginap di rumah orang,,trus mencuri makan orang yang rumah@ di inapin ,,, :)
BalasHapusselain itu tikus juga demen nyebarin penyakit bang... hehheeee... ga jauh beda deh sama pencuri uang rakyat yang demen banget menggerogoti uang negara hingga menimbulkan berbagai macam penyakit di kalangan masyarakat...^_0
Hapusheheheh,,,ea juga mbak ya :D
HapusHeheheee.. Hati2 sama si kucing ya bang...^___^
HapusMemang sudah tabiat manusia mengkambing hitamkan tikus..! eh, menikuskan kambing hitam.. ya..jadi ngaco nih ^^
BalasHapusBut, tulisannya bagus, i like it..(salam kenal #tuingtuing)
Thank you.. salam kenal juga.. Yang bener itu menghitamkan kambing dan tikus.. wkwkwkwkkk..^_^
Hapuskeren..terus menulis, karena saya juga belum tentu bisa menulis seperti ini :)
BalasHapusMakasiih kak Tiaa.. Pasti bisa.. Uthe tau kak Tia bisaaa..^_0
Hapusga pernah bisa bikin tulisan seperti ini.. :(
BalasHapustulisannya bagus..
tikus2 genit dan manja yang lg banyak diperbincangkan di TV kah ini? hehe..
uthe, ternyata saya blm follow. saya follow yaaaahhhhh.. #berharap follow balik heehhehehehhee.. :D
Siiiiiip.. Udah teteeeh,,, Hihihii..
HapusTulisan2 teteh juga baguus kok..
Terserah teteh aja mau mentafsirkan ini tikus2 yang biasa berkoar2 di tipi ato bukan..
^__________^
nice banget mb..saya suka analoginya..
BalasHapushanya saja ada kata2 yg mnurut saya ganjil.. :D
Kenapa Tuhan mau menciptakan tikus?? Hewan menjijikkan yang selalu menggerogoti apapun yang ada di hadapannya.. Kenapa Tuhan menciptakan tikus? Hewan yang paling saya benci didunia ini?
Adakah yg salah dengan kreasi Tuhan utk menciptakan tikus? Saya rasa tidak, karena Tuhan tak akan pernah membiarkan sesuatu tercipta sia2 di bumiNya. Gambaran sederhananya, setidaknya dg kehadiran tikus, akan ada anologi bagi koruptor tentangnya kan...seperti fiksimu di atas.. :D
Itu menurut saya loh ya... :D
Keep writing...
Hmm... Cuma untuk menambah efek perasaan kecewa sang pemeran dalam cerita saya aja kok mbaaak.. Hehehheee...
HapusAlhamdulillaah..ada komentarnya mbak Nick yang bisa menambah pemahaman bagi para pembaca (termasuk saya) dalam hal takdir dan maksud penciptaan dari Sang Maha Pencipta... Makasih mbaak Nick sudah sudi mampir dimari..
Komentarnya menambah warna dalam fiksi saya kali ini..^___________0
aduh... nggak kebayang klo di rumah banyak tikusx... ^_^
BalasHapusKalo ga mau ada tikus, mari mulai sekarang kita canangkan program pelestarian kucing...
Hapushihihihiii...^_0
saya sependapat dengan komentar Nick Salsabiila.., tulisan yang dibold, sangat aneh dibacanya... ditambah lagi dengan tulisan ini "Kalau Tuhan mampu menciptakan uang yang dapat membahagiakan manusia, kenapa Tuhan juga menciptakan tikus-tikus yang sangat di benci manusia? Kenapa Tuhan menciptakan tikus? Kenapa?"
BalasHapusmungkin uthe masih ingat dengan simbiosis mutualisme hubungan sesama mahkluk hidup yang saling menguntungkan kedua pihak dalam sebuah kehidupan, tentu dibalik diciptakan sebuah makhluk sudah ada hikmah dan keuntungannya, kita harus tahu bahwa makhluk ciptaan-Nya bukan hanya manusia, ada juga hewan yang membutuhkan keberadaan tikus..
analogi ceritanya bagus, hanya jangan mempertanyakan apa yang telah di ciptakan Tuhan, manusia harus mengikuti kemauan Tuhan, bukan sebaliknya, malah Tuhan yang harus mengikuti kemauan manusia
maaf Uthe sekedar opini saya aja...
Hmm.. Sekali lagi saya jelaskan yaah.. Hehheee.. Ini cuma untuk menunjukkan efek kekecewaan sang gadis dalam cerita saya kang..
BalasHapusKekecewaan yang teramat mendalam yang pada mulanya ia tujukan kepada Tuhan. Namun pada ahir cerita, dapat dilihat bahwa kekecewaan gadis ini telah beralih kepada sang Ayah.. dan tulisan Pink ntu sebagai wujud pemakluman sang gadis atas kejahatan Ayahnya yang ternyata dilakukan justru karena beliau begitu menyayangi anak dan Istrinya..
Pernah mendengar ungkapan bahwa koruptor atau pembunuh melakukan kejahatan justru karena mereka ingin anak dan istrinya bahagia dan dapat terus bertahan hidup..
Mungkin ini sebagian opini saya..
Makasih buat komentar Kang Insan & Mbak Nick.. Semoga yang baca cerpennya juga membaca komentar anda berdua...
Hihihihiii.. Kontroversiaal book... wkwkwkkkk...:D
^___^
Komentarku, sama dengan Nick dan kak Budi. Ada yang ganjil rasanya..
BalasHapusSemua sudah tercipta dengan azas keseimbangan.. :)
Sisanya, keren! Seperti kak Tia, saya juga belum tentu bisa buat tulisan seperti itu. Terus semangat membagi kisahmu Uthe! :)
Yaaap.. Makasih kak.. Setuju segala sesuatu memang tercipta dengan azas keseimbangan.. Cuma pada bagian yang rada 'ganjil' itu sebenarnya saya hanya membawa para pembaca untuk menyelami lebih dalam bagaimana cara berfikir orang2 yang sedang mengalami kekecewaan yang teramat sangat...
HapusHeheheee....
Oya.. Semua orang pasti bisa buat tulisan kok kak.. Kalo tulisan yang persis kayak punya Uthe bukannya ga bisa.. Tapi ga boleh! Ntu coppas namanyaa... Wkwkwkwkkk... ^_______0
jiah, bukannya selama ini uthe maruthe pecinta tikus yak??
BalasHapusBukaaaaaaaaaan Uniiiii.. Uthe kan pecinta Naruto penggila Donat!
HapusHidup NARUTOOOOO!! Hidup DONAAAAAAT!!!!
*Gaje..T_T