Kamis, 12 Januari 2012

Antara Vita, Hujan, dan Rindu

Hujan turun malam itu. membawa semerbak aroma tanah kering yang menusuk hidung! Tanah yang mongering akibat sebulan tiada tersentuh butiran air berkah Yang Maha Kuasa yang biasa turun dari langitNya. Membawa nuansa kedinginan uang mendalam. Menembus kulit, menerobos kumpulan lemak, urat dan daging, dan menusuk tulang.

Ngilu.. Vita memeluk lututnya erat. Hujan malam itu membuat seluruh persendiannya ngilu. Hatinyapun turut merasakan ngilu. Dingin disekujur badan. Dari ujung kaki hingga ujung kepala.. Ah bukan! Bukan hujan yang membuatnya terduduk, meringkuk memeluk lutut. Bukan hujan yang membuatnya menatap kosong kearah lantai semen yang terasa bak es batu yang baru dikeluarkan dari dalam kulkas. Atau dingin yang mengiringi sang hujankah?


Ah bukan juga… Bukan dingin yang datang bersamaan dengan hujan yang membuatnya seperti itu. Namun kerinduan yang menyeruak! Melesat keluar bersama kenangan yang muncul beriringan dengan tetesan pertama sang hujan dimalam itu…. Yang membuat Vita menangis tertahan.. Membuat dadanya terasa sesak.... Membuat bibirnya ingin mengucapkan beberapa patah kata yang kemudian berakhir menjadi beberapa kalimat. Membuatnya ingin berteriak. Sesak… Vita sesak akibat menahan isak. Ia rindu.. Teramat sangat rindu… Ia ingin bertemu.. Sangat ingin..

Andai saja jika tembok kamar itu merupakan satu-satunya pembatas antara Vita dan ‘dia’ yang dirindukannya, Vita rela kuku-kuku jari tangannya yang indah terawat itu rusak! Patah! Akibat usahanya untuk menghancurkan tembok tersebut.

Vita rela melakukan apapun agar dapat bertemu dengan sosok yang dirindukannya. Sosok yang hadir bersama hujan.. Bersama aroma tanah basah yang menyeruak… Vita rindu! Vita ingin bertemu! Rindu yang membuatnya ingin meneriakkan satu nama! Ah tidak..Bukan satu nama.. Namun satu istilah…

Vita merindu.. Jari-jari tangannya mencakar lantai.. Mencoba mengais-ngais.. Mencoba menemukan celah agar kerinduannya dapat teratasi.Kini Vita menangis.. Sesengukan.. Lantai kamar semakin dingin… Dinding-dindingnya terasa menyempit.. Menambah suram suasana.

Vita terdiam dipojok kamarnya, memeluk lutut semakin erat. Bibirnya berucap lirih memanggil sebuah istilah. Istilah yang disandang oleh seorang pria yang baru saja minggu yang lalu berjanji hendak membelikannya boneka Barbie jika pria itu telah memperoleh gajinya sebagai seorang guru honorer disalah satu sekolah dasar swasta di komplek perumahan dimana Vita tinggal. Pria yang baru saja 5 hari yang lalu pada ahirnya memperoleh gajinya.. Pria yang baru saja 4 hari yang lalu menatap sedih kearah Vita yang merajuk akibat pria itu berniat membatalkan janjinya karena harus membantu biaya pengobatan Ibunya nun jauh dikampung halamannya dipulau seberang sana. Pria yang baru saja 3 hari yang lalu berlari panik hendak membelikan Vita boneka Barbie ditengah malam buta akibat suhu badan Vita yang mendadak naik dan terus-terusan mengigau perkara boneka Barbie. Pria yang baru saja 2 hari yang lalu dikebumikan di komplek pemakaman yang tak jauh dari rumah Vita akibat mengalami kecelakaan tertabrak sebuah truk yang bersupir pengecut yang melarikan diri bersamaan dengan hilangnya nyawa pria tersebut sepulangnya dari satu-satunya tokoh boneka yang masih buka pada malam 3 hari yang lalu itu.

Vita berteriak perlahan.. Menggenggam sesuatu di tangan kanannya sambil memeluk erat lututnya. Vita menunduk semakin dalam. Ia menangis semakin menjadi. Rindu.. Vita rindu!

Vita meremas sesuatu di tangan kanannya. Sesuatu yang di beli pria itu. sesuatu yang mengantarkan pria itu kepadaNya.. Ya.. Itu boneka Barbie yang dijanjikan oleh pria itu. Ada bercak darah disana. Sedikit kenangan terakhir yang disisakan pria itu untuknya.

Vita berucap lirih.. Entah sudah berapa ribu kali ia mengucapkan istilah itu selama 2 hari terakhir ini.. Satu istilah yang disandang pria bernasib naas itu.. Vita melepas boneka Barbie ditangan kanannya. Ia mengangkat kepala seraya berteriak:
“AYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAH!!!!!!!!!!!!!”

Hujan dimalam itu mengingatkan Vita akan salah satu janji ayah..
“ Nanti kalo hujan turun, Vita ikut ayah berkebun yaaa… Ntar ayah mau ngajarin Vita gimana caranya menanam sawi sama kacang panjang.. Vita mau ya?” Ayah berkata sambil menatap dengan tatapan matanya yang teduh kearah Vita.
Vita mengangguk.
“ Kenapa harus nungguin hujan yah? Sekarang ajaaa…”
“Ayah mau nungguin hujan aja. Sekarang tanahnya kering dan susah digali.. Kasian Vita. Dan semoga hujan turun secepatnya ya nak.. Semoga ayah bisa tetap sehat sampai Allah menurunkan hujanNya untuk kita disini..” Ayah tersenyum seraya mengusap lembut rambut putri kecil kesayangannya.

Sayangnya.. Hujan turun setelah ayah tiada. Hujan turun membawa janji ayah yang menguap bersama sisa-sisa debu jalanan yang terbang terbawa angin dan air.. Hujan yang datang bersamaan dengan penyesalan Vita.. Hujan yang datang bersama rindu.. Vitapun kembali tertunduk dan menangis..
Sumber gambar

17 komentar:

  1. Assalamu'alaikum . . .
    KK ini ada titipan Dari tetangga . .. hihihihihii

    BalasHapus
  2. hujan hujaannn.. aku sukaa hujan ituu.. dan payung yang menutupiku dari hujan meski sebenarnya kuingin terbuka untuk hujan.. kuingin merasakan hujan yang jatuh dari atas kepalaku hingga kaki.. hehey.. :)

    BalasHapus
  3. @Shafira: Hihhhihiii... Malware ter deteksi..T_T

    @Erlangga: Maka singkirkan lah payungmu itu.. Biarkan hujan menyentuh.. Menyapa seluruh kulitmu.. Nikmatilah.. Karena dia adalah nikat dan anugerah terindah dariNya untukmu...
    Awas hati2 demam ya dek... wkwkwkkk....

    BalasHapus
  4. cerita yang mengharukan mba.. semoga sang Ayah tenang di alam sana :)

    BalasHapus
  5. @@yankmira; Aamiin.. Syukron mbak... Semoga tulisan saya kali ini ada hikmahnya bagi diri saya dan mbak.. terimakasih sudah berkunjuung..^__^

    BalasHapus
  6. wow...nice fiction mbak....apalagi ada tentang hujannyaa...hahahhaa
    aku pasti muncul deh kalo ada bau2 hujan...wkwkwkwk
    keep writing mbaaakk...^__^

    BalasHapus
  7. Hujan..... Aku selalu menyukai hujan.....
    Hujan mengingatkan aku pada seseorang...
    Cerita yang bagus....

    BalasHapus
  8. Vita... kamu tidak sendiri..
    sayapun merindukan seorang Ayah
    yang telah pergi menghadap Illahi

    Vita... kamu jangan menangis..
    biarlah ayah kita tersenyum
    melihat anaknya selalu ceria.

    BalasHapus
  9. @mbak Nick: Hihihiii.. Udah ciri khasnya mbak Nick bangeet yah.. Dimana ada kata hujan, di situ ada mbak Nick nya.. wkwkwkkwkkkk....

    @Ian Konjo Ipass: Hujan memang selalu membawa 'sesuatu' bersamanya.. entah itu sesuatu yang indah ataupun sebaliknya. Apapun itu, hujan tetap indah dimataku.. Terimakasih suddaah berkunjuuuuuuuuuung..^_________^

    @kang Insan: Semoga Ayah berbahagia disana bersamaNya.. Ayahnya Vita dan Ayahnya kang Insan...
    Aaniim...^_^

    BalasHapus
  10. terharu T_T, cerita ini semakin mengajarkanku akan pentingnya menempatkan keinginan sesuai kondisi.. makasih uthe dah mengingatkan..

    BalasHapus
  11. @Uni Rima: Sama-sama Uni.. Sekaligus teguran juga buat saya pribadi..^_^

    BalasHapus
  12. hmmm jadi tambah kangen Papa baca ni postingn...ini based on true story ya dek???kalo iya...salam sayang buat Vita^^

    BalasHapus
  13. @kak Uty: Hihihiii.. nggak kok kak... gak bisa dibilang kisah nyata.. sebenarnya hanya menguraikan kembali kejadian2 yang biasa terjadi dalam kehidupan nyata dan mengumpulkannya menjadi sebuah cerita.. Sehingga terciptalah sosok Vita..
    Okee... Ntar kapan2 Uthe sampaikan salamnya kak Uty..Hihihiii...:D

    BalasHapus
  14. Terkadang momen saat hujan mengingatkan kita akan kenangan masa lalu yang tidak terlupakan, bener ngga? :-)

    BalasHapus
  15. @Dwi Wahyudi: Bener.. Karena itu, hujan selalu membawa sensasi berbeda disetiap jatuhan rintiknya.. I love rain so much..^-^

    BalasHapus
  16. ah ceritanya.....
    emosional.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehee.. Emosional ya om.... Hehheheheee.... MUngkin karena efek hujannya kali yah...

      *Apaan seeh...-_-'.. Wagagaggagaaladygagagagaa...^_0

      Hapus

 

aQ & pikiranQ © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor